Selasa, 17 Desember 2013

Data Statistika



DATA STATISTIKA

Rangkuman

Diajukan Sebagai Syarat untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan yang diampu oleh Dr. Syahwani Umar
oleh :
Ercita Intan Nurkumala                   NIM F11112016
Evva Febriana                                   NIM F11112017
Gisda Novianta Baloari                    NIM F11112063
Gregorius Octa Riadi                        NIM F11112082
Gunawan                                           NIM F11112074

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2013/2014

DATA STATISTIKA
A.    Pengertian Data dan Datum
Datum ialah keterangan atau informasi yang diperoleh dari suatu pengamatan, dapat berupa bilangan atau bukan bilangan, sedangkan kumpulan datum tersebut disebut data. Jadi, data adalah bentuk jamak dari datum. Data ini dapat berupa sesuatru yang diketahui atau anggapan, yang menjadi keterangan dari suatu hal.
Daerah
Banyak kepala keluarga
Tingkat pendidikan

A
1
PT
5
SLTA
20
SLTP
150
SD

Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa bilangan-bilangan 1, 5, 20, 150 disebut datum. Demikian pula PT, SLTA, SLTP, SD yang masing-masing juga merupakan datum. Kumpulan dari datum yang kemudian menjadi keterangan-keterangan yang cukup jelas itu disebut data.



B.     Macam-macam Data Statistika
1.      Menurut sifatnya
a.       Data kualitatif, yaitu data yang pada kenyataannya menggunkan simbol verbal ( simbol-simbol bahasa). Contoh : laki-laki, perempuan.
b.      Data kuantitatif, yaitu data yang pada kenyataannya menggunakan menggunakan simbol-simbol angka. Data kuantitatif ini masih dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
·         Data diskrit (diskuntinum), yaitu data yang tidak mungkin memuat bilangan pecahan.biasanya data ini diperoleh dari pekerjaan menghitung. Contoh : jumlah penduduk, jumlah guru.
·         Data kuntinum, yaitu data yang mungkin memuat bilangan pecahan. Data ini diperoleh dari pekerjaan menghitung. Contoh : berat badan, tinggi badan, nilai tes.
2.      Menurut Waktu
a.       Data silang (seketika), yaitu data yang diperoleh pada waktu-waktu tertentu. Contoh: data sensus penduduk (setiap 10 tahun).
b.      Data berkala, yaitu data yang diperoleh dari waktu ke waktu. Contoh : laporan bulanan., tahunan, data mutasi siswa/guru.
3.      Menurtu cara memperolehnya
a.       Data primer, yaitu data yang diperoleh dari sumber utama secara langsung. Contoh: identitas siswa, data pribadi guru.
b.      Data sekunder, yaitu data yang tidak diperoleh dari sumber pertama karena sudah diadakan pengolahan. Contoh: data siswa yang ada di papan.
4.      Menurut sumber
a.       Dat internal, yaitu data yang berkaitan dengan lembaga itu sendiri. Contoh: data guru, karywan, dan inventaris suatu sekolah.
b.      Data eksternal, yaitu data yang berkaitan dengan luar lemabaga yang bersangkutan. Contoh : keadaan penduduk di sekitar sekolah.
5.      Menurut derajat pengukuran
a.       Data nominal, yaitu data yang dikelompokkan atau bersifat kategorial. Kategori hanya digunakan untuk menunjukkan identitas, bukan tingkatan satu kelompok dengan kelompok lain. Perbedaan subjek dalam data nominal bersifat kualitatif bukan kuantitatif. Contoh : data angka                      nomor induk
Data nonangka             jenis kelamin
Dari contoh ini dapat dipahami bahwa subjek yang diteliti hanya dibagi dalam kelompok atau kategori tertentu.
b.      Data original, yaitu data yang memiliki tingkatan-tingkatan tertentu, tetapi antartingkatan tidak ada batas-batasa yuang jelas dan pasti. Singkatnya, data original adalah data yang dinyatakan dalam bentuk peringkat atau ranking. Data original memiliki skala yang menunjukkan perbedaan tingkatan subjek secara kuantitatif, biasanya dikenal dengan skala likert. Contoh : sangat baik, baik, cukup, sedang, kurang.
c.       Dat interval, yaitu data yang memiliki tingkatn-tingkatan tertentu dan antartingkatan mempunyai batasan yang jelas. Selain dua ciri tersebut (menunjukkan klasifikasi dan kedudukan subjke dalam kelompok), data interval juga memiliki ciri kesamaanm jarak (equality interval) antarskor. Contoh:
Nilai
Skor
Interval
A
B
C
D
E
4
3
2
1
0
85-98
71-84
57-70
43-56
29-42

Dari contoh tersebut, dapat dipahami bahwa masing-masing jarak mempunyai jarak sama, yaitu 14(skor 29-42) dan pada interval selanjutnya juag mempunyai jarak 14.
d.      Data rasio, yaitu data yang memiliki ciri-ciri sebagaimana tersebut pada ketiga macam data sebelumnya. Data rasio menunjukkan klasifikasi, perbedaan, kedudukan  kelompok, dan persamaan jarak. Data rasio hampir sama dengan data interval, tetapi memilki nilai nol mutlak dengan makna empiris. Artinya, kalau ada data nol (0) dianggap tidak ada nilainya. Misalnya hasil pengukuran panjang dan berat. Contoh : A dan B adalah dua orang mahasiswa universitas X yang nilainya masing-masing 60 dan 90. Maka, ukuran rasioa dapat dinyatakan bahwa nilai mahasiswa B adlah 1,5 kali nilai mahasiswa A.

C.    Ciri-ciri dan Sifat Data Statistika
Sebagai ilmu pengetahuan pada dasarnya statitika memilki tiga ciri khusus yaitu; statistika selalu bekerja dengan angka dan bilangan, bersifat objektif dan bersifat universal.ciri khas statistika dapat diuraikan sebagai berikut.
1.      Memiliki nilai relatif ( relative value) atau nilai semu. Nilai relatif dari sesuatu angka atau bilangan adalah nilai yang ditunjukkan oleh angka atau bilangan iutu sendiri.
2.      Nilai batas nyata (true value) atau nilai sebenarnya. Nilai nyata dari sesuatu angka adalah daerah tertentu dalam suatu deretan angka yang diwakili oleh nilai relatif.
3.      Memilki nilai batas bawah relatif, nilai batas atas relatif, nilai batas bawah nyata, dan nilai batas atas nyata. Contoh : bilangan 40-44. Bilangan 40 disebut batas bawah relatif dan bilangan 44 disebut nilai batas ata relatif. Batas bawah nyatanya adalah 40 - 0,5=39,5. Sedangkan nilai batas atas nyatanya adalah 44+0,5 = 44,5. Sementara bilangan 40-44 disebut rlatif dan nilai 39,5-44,5 disebut nilai nyata.
4.      Data statistik berbentuk kelompok memilki nilai tengah (midpoint), yaitu bilanganm yan g terletak di tengah-tengah deretan bilangan tersebut.
5.      Data statistik sebagai data angka. Proses perhitungan data ini tidak menggunakan pecahan, melainkan sistem desimal.
6.      Data statistik sebagai data angka. Proses perhitungan dari data ini menggunakan sistem pembulatan angka tertentu.

D.    Proses Pengumpulan Data Statistika
Pengumpulan data statistika pendidikan dapat dilakukan dengan dua macam cara, yaitu sensus dan sampling.
Sensus adalah cara pengumpulan data dengan jalan mencatat atau meneliti seluruh elemen yang menjadi objek penelitian. Kumpulan dari seluruh elemen tersebut disebut populasi atau iniverse. Keuntungan menggunakan cara ini adalah hasil yang diperoleh merupakan nilai karakteristik yang sebenarnya karena, sasaran penelitian mencakup keseluruhan objek yang berada dalam populasi sedangkan kelemahannya adalah sensus merupakan cara pengumpulan data yang banyak memakan waktu., biaya dan tenaga.
Sampling adalah cara mengumpulkan data dengan jalan mencatat atau meneliti sebagian kecil dari seluruh elemen yang menjadi objek penelitian, sehingga hasil yang diperoleh merupakan nilai karakteristik  perkiraan sdaja. Hasil ini kemudian digunakan untuk memperkirakan nilai sesungguhnya dari polpulasi yang diteliti (generalisasi). Tetapi, perlu diperhatikan, untuk mendapatkan nilai perkiraan yang baik, maka sampel yang hendak diambil  harus bersifat representatif (dapat dijamin mencerminkan atau mewakili populasi).
E.     Teknik Pembulatan Bilangan atau Penyederhanaan Angka
Satu di antara ciri data statistia adalah data harus disederhanakanm atau dibulatkan. Berikut akan dijelaskan teknik pembulatan atau penyederhanaan angkai sebagai pedoman untuk proses penghitungan bilangan atau angka dalam statistika.
1.      Jika angka yang akan dibulatkan lebih besar dari setengah satuan (>0,5) maka dibulatkan ke atas menjadi satuan-satuan. Contoh :
·         7,6 dibulatkan menjadi 8
·         7,38 dibulatkan menjadi 7,4
·         7,469 dibulatkan menjadi 7,47
2.      Jika angka yang dibulatkan lebih kecil dari setengah satuan (<0,5) maka dibulatkan kebawah atau dibulatkan menjadi nol. Contoh :
·         5,3 dibulatkan menjadi 3
·         5,42 dibulatkan menjadi 5,4
·         5,134 dibulatkan menjadi 5,13
3.      Jika angka yang dibulatkan itu tepat ½ satuan (0,5) maka pembulatannya ada dua cara:
a.       Jika di depan angka ½ satuan itu angka ganjil maka dibulatkan ke atas menjadi satuan-satuan. Contoh:
·         7,5 dibulatkan menjadi 8
·         7,35 dibulatkan menjadi 7,4
·         7,155 dibulatkan menjadi 7,16
b.      Jika di depan ½ satuan itu angka genap maka dibulatkan ke bawah atau dihilangkan menjadi nol. Contoh:
·         6,5 dibulatkan menjadi 6
·         6,85 dibulatkan menjadi 6,8
·         6,125 dibulatkan menjadi 6,12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar