DATA
STATISTIKA
Rangkuman
Diajukan
Sebagai Syarat untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Pengantar Ilmu
Pendidikan yang diampu oleh Dr. Syahwani Umar
oleh
:
Ercita
Intan Nurkumala NIM
F11112016
Evva
Febriana NIM
F11112017
Gisda
Novianta Baloari NIM
F11112063
Gregorius
Octa Riadi NIM
F11112082
Gunawan
NIM
F11112074
Program
Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Seni
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
TANJUNGPURA
PONTIANAK
2013/2014
DATA STATISTIKA
A.
Pengertian
Data dan Datum
Datum ialah keterangan atau informasi yang diperoleh
dari suatu pengamatan, dapat berupa bilangan atau bukan bilangan, sedangkan
kumpulan datum tersebut disebut data. Jadi, data adalah bentuk jamak dari
datum. Data ini dapat berupa sesuatru yang diketahui atau anggapan, yang
menjadi keterangan dari suatu hal.
Daerah
|
Banyak kepala keluarga
|
Tingkat pendidikan
|
A
|
1
|
PT
|
5
|
SLTA
|
|
20
|
SLTP
|
|
150
|
SD
|
Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa
bilangan-bilangan 1, 5, 20, 150 disebut datum. Demikian pula PT, SLTA, SLTP, SD
yang masing-masing juga merupakan datum. Kumpulan dari datum yang kemudian
menjadi keterangan-keterangan yang cukup jelas itu disebut data.
B.
Macam-macam
Data Statistika
1. Menurut
sifatnya
a.
Data kualitatif, yaitu data yang pada
kenyataannya menggunkan simbol verbal ( simbol-simbol bahasa). Contoh :
laki-laki, perempuan.
b.
Data kuantitatif, yaitu data yang pada
kenyataannya menggunakan menggunakan simbol-simbol angka. Data kuantitatif ini
masih dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
·
Data diskrit (diskuntinum), yaitu data
yang tidak mungkin memuat bilangan pecahan.biasanya data ini diperoleh dari
pekerjaan menghitung. Contoh : jumlah penduduk, jumlah guru.
·
Data kuntinum, yaitu data yang mungkin
memuat bilangan pecahan. Data ini diperoleh dari pekerjaan menghitung. Contoh :
berat badan, tinggi badan, nilai tes.
2. Menurut
Waktu
a.
Data silang (seketika), yaitu data yang
diperoleh pada waktu-waktu tertentu. Contoh: data sensus penduduk (setiap 10
tahun).
b.
Data berkala, yaitu data yang diperoleh
dari waktu ke waktu. Contoh : laporan bulanan., tahunan, data mutasi
siswa/guru.
3. Menurtu
cara memperolehnya
a.
Data primer, yaitu data yang diperoleh
dari sumber utama secara langsung. Contoh: identitas siswa, data pribadi guru.
b.
Data sekunder, yaitu data yang tidak
diperoleh dari sumber pertama karena sudah diadakan pengolahan. Contoh: data
siswa yang ada di papan.
4. Menurut
sumber
a.
Dat internal, yaitu data yang berkaitan
dengan lembaga itu sendiri. Contoh: data guru, karywan, dan inventaris suatu
sekolah.
b.
Data eksternal, yaitu data yang
berkaitan dengan luar lemabaga yang bersangkutan. Contoh : keadaan penduduk di
sekitar sekolah.
5. Menurut
derajat pengukuran
a.
Data nominal, yaitu
data yang dikelompokkan atau bersifat kategorial. Kategori hanya digunakan
untuk menunjukkan identitas, bukan tingkatan satu kelompok dengan kelompok
lain. Perbedaan subjek dalam data nominal bersifat kualitatif bukan
kuantitatif. Contoh : data angka nomor induk
Data nonangka jenis kelamin
Dari contoh ini dapat dipahami bahwa subjek yang
diteliti hanya dibagi dalam kelompok atau kategori tertentu.
b.
Data original, yaitu data yang memiliki
tingkatan-tingkatan tertentu, tetapi antartingkatan tidak ada batas-batasa
yuang jelas dan pasti. Singkatnya, data original adalah data yang dinyatakan
dalam bentuk peringkat atau ranking. Data original memiliki skala yang
menunjukkan perbedaan tingkatan subjek secara kuantitatif, biasanya dikenal
dengan skala likert. Contoh : sangat baik, baik, cukup, sedang, kurang.
c.
Dat interval, yaitu data yang memiliki
tingkatn-tingkatan tertentu dan antartingkatan mempunyai batasan yang jelas.
Selain dua ciri tersebut (menunjukkan klasifikasi dan kedudukan subjke dalam
kelompok), data interval juga memiliki ciri kesamaanm jarak (equality interval)
antarskor. Contoh:
Nilai
|
Skor
|
Interval
|
A
B
C
D
E
|
4
3
2
1
0
|
85-98
71-84
57-70
43-56
29-42
|
Dari contoh
tersebut, dapat dipahami bahwa masing-masing jarak mempunyai jarak sama, yaitu
14(skor 29-42) dan pada interval selanjutnya juag mempunyai jarak 14.
d.
Data rasio, yaitu data yang memiliki
ciri-ciri sebagaimana tersebut pada ketiga macam data sebelumnya. Data rasio
menunjukkan klasifikasi, perbedaan, kedudukan
kelompok, dan persamaan jarak. Data rasio hampir sama dengan data
interval, tetapi memilki nilai nol mutlak dengan makna empiris. Artinya, kalau
ada data nol (0) dianggap tidak ada nilainya. Misalnya hasil pengukuran panjang
dan berat. Contoh : A dan B adalah dua orang mahasiswa universitas X yang
nilainya masing-masing 60 dan 90. Maka, ukuran rasioa dapat dinyatakan bahwa
nilai mahasiswa B adlah 1,5 kali nilai mahasiswa A.
C.
Ciri-ciri
dan Sifat Data Statistika
Sebagai
ilmu pengetahuan pada dasarnya statitika memilki tiga ciri khusus yaitu;
statistika selalu bekerja dengan angka dan bilangan, bersifat objektif dan
bersifat universal.ciri khas statistika dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Memiliki
nilai relatif ( relative value) atau nilai semu. Nilai relatif dari sesuatu
angka atau bilangan adalah nilai yang ditunjukkan oleh angka atau bilangan iutu
sendiri.
2. Nilai
batas nyata (true value) atau nilai sebenarnya. Nilai nyata dari sesuatu angka
adalah daerah tertentu dalam suatu deretan angka yang diwakili oleh nilai
relatif.
3. Memilki
nilai batas bawah relatif, nilai batas atas relatif, nilai batas bawah nyata,
dan nilai batas atas nyata. Contoh : bilangan 40-44. Bilangan 40 disebut batas
bawah relatif dan bilangan 44 disebut nilai batas ata relatif. Batas bawah
nyatanya adalah 40 - 0,5=39,5. Sedangkan nilai batas atas nyatanya adalah
44+0,5 = 44,5. Sementara bilangan 40-44 disebut rlatif dan nilai 39,5-44,5
disebut nilai nyata.
4. Data
statistik berbentuk kelompok memilki nilai tengah (midpoint), yaitu bilanganm
yan g terletak di tengah-tengah deretan bilangan tersebut.
5. Data
statistik sebagai data angka. Proses perhitungan data ini tidak menggunakan
pecahan, melainkan sistem desimal.
6. Data
statistik sebagai data angka. Proses perhitungan dari data ini menggunakan
sistem pembulatan angka tertentu.
D.
Proses
Pengumpulan Data Statistika
Pengumpulan data statistika pendidikan dapat
dilakukan dengan dua macam cara, yaitu sensus dan sampling.
Sensus adalah cara pengumpulan data dengan jalan
mencatat atau meneliti seluruh elemen yang menjadi objek penelitian. Kumpulan
dari seluruh elemen tersebut disebut populasi atau iniverse. Keuntungan
menggunakan cara ini adalah hasil yang diperoleh merupakan nilai karakteristik
yang sebenarnya karena, sasaran penelitian mencakup keseluruhan objek yang
berada dalam populasi sedangkan kelemahannya adalah sensus merupakan cara pengumpulan
data yang banyak memakan waktu., biaya dan tenaga.
Sampling adalah cara mengumpulkan data dengan jalan
mencatat atau meneliti sebagian kecil dari seluruh elemen yang menjadi objek
penelitian, sehingga hasil yang diperoleh merupakan nilai karakteristik perkiraan sdaja. Hasil ini kemudian digunakan
untuk memperkirakan nilai sesungguhnya dari polpulasi yang diteliti
(generalisasi). Tetapi, perlu diperhatikan, untuk mendapatkan nilai perkiraan
yang baik, maka sampel yang hendak diambil
harus bersifat representatif (dapat dijamin mencerminkan atau mewakili
populasi).
E.
Teknik
Pembulatan Bilangan atau Penyederhanaan Angka
Satu
di antara ciri data statistia adalah data harus disederhanakanm atau
dibulatkan. Berikut akan dijelaskan teknik pembulatan atau penyederhanaan
angkai sebagai pedoman untuk proses penghitungan bilangan atau angka dalam
statistika.
1. Jika
angka yang akan dibulatkan lebih besar dari setengah satuan (>0,5) maka
dibulatkan ke atas menjadi satuan-satuan. Contoh :
·
7,6 dibulatkan menjadi 8
·
7,38 dibulatkan menjadi 7,4
·
7,469 dibulatkan menjadi 7,47
2. Jika
angka yang dibulatkan lebih kecil dari setengah satuan (<0,5) maka
dibulatkan kebawah atau dibulatkan menjadi nol. Contoh :
·
5,3 dibulatkan menjadi 3
·
5,42 dibulatkan menjadi 5,4
·
5,134 dibulatkan menjadi 5,13
3. Jika
angka yang dibulatkan itu tepat ½ satuan (0,5) maka pembulatannya ada dua cara:
a.
Jika di depan angka ½ satuan itu angka
ganjil maka dibulatkan ke atas menjadi satuan-satuan. Contoh:
·
7,5 dibulatkan menjadi 8
·
7,35 dibulatkan menjadi 7,4
·
7,155 dibulatkan menjadi 7,16
b.
Jika di depan ½ satuan itu angka genap
maka dibulatkan ke bawah atau dihilangkan menjadi nol. Contoh:
·
6,5 dibulatkan menjadi 6
·
6,85 dibulatkan menjadi 6,8
·
6,125 dibulatkan menjadi 6,12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar